Di perusahaan tempat saya bekerja MEchanical Engineer berada di bawah EPC Departement, yaitu departement yang khusus bergelut di pekerjaan engineering, procurement dan construction. Sebelum ini mechanical engineer bekerja hanya sampai pada tahapan engineering saja, tetapi pada saat saya bergabung itu sudah diganti. Jadi tiap mechanical engineer musti ngerjain dari tahapan engineering, procurement sampai construction di site, system ini disebut juga dengan system cluster. Dmikian juga untuk Civil engineer, Piping engineer,Proses engineer, Instrument engineer dan electrical engineer. Jadi EPC departement membawahi 6 disiplin ilmu, tiap disiplin ilmu dipimpin satu manajer cluster, nha untuk satu departement EPC dipimpin oleh Vice president untuk EPC, kurang lebih seperti itu.
Pada cluster mechanical engineering pun masih dibagi lagi menjadi 3 spesialisasi, yaitu: Static equipment engineer, Rotating equipment, dan Combustion engineer. Nha ketiganya akan saya bahas berikut ini:
Jadi seperti apa yang sudah disampaikan diatas bahawa tiap mechanical engineer bertanggung jawab untuk pekerjaan engineering, procurement dan construction maka tiap 3 spesialisasi (static, rotating, combustion) juga demikian, jadi tiap engineer yang mengerjakan equipment itu bertanggung jawab dari desain sampai equipment itu dipasang, bahkan kadang berikut commisioning nya, yah walau nggak dikerjakan sendiri, dikerjakan bersama team…tetep aja berat huehuehuehue…Dari 3 spesialisasi tadi kurang lebih pekerjaannya sama, seperti sudah ditulis pada artikel sebelumnya bahwa pekerjaan di EPC adalah dari client mengeluarkan tender, sampai construction di site jika sudah sampai tahapan menang project.
Jadi untuk tahapan proposal:
- Mempelajari isi ITB (instruction to bidder) segala sesuatu yang diminta oleh client untuk membangun suatu plant, kondisi2 apa saja yang mesti diconsider
- Setelah mempelajari isi ITB terkadang client menunjuk MAin contractor untuk membuat basic engineering, biasanya dia punya license untuk teknologi plant tersebut, atau jika kita main contractornya, kita sendiri yang bikin basic engineernya bareng2 sama disiplin lain (bisanya sih proses engineer yang paling besar peranannya di tahan basic engineer). Nah dari basic engineering ini kita breakdown equipment berdasarkan kategori equipmentnya (misal: vessel, heat exchanger, reactor, API pump, compressor package, dsb) lalu kita bikin spec di data sheet mechanicalnya (mechanical data sheet, mengacu pada standard equipment misal ASME, API dsb). Di tahap ini dilakukan perhitungan2 tapi nggak detail sekali, cum sebagai estimasi.
- Setelah data sheet semua equipment siap, data sheet tersebut dilemparkan ke vendor (untuk tahap ini sudah masuk ke tahap komersial, seperti sudah saya utarakan untuk tahap engineering selesai di point no.2) untuk mendapatkan estimasi harga untuk equipment yang dimaksud, tentunya dengan menconsider ITB dan datasheet, vendor harus comply dengan spec yang kita minta, jika belum comply perlu dilakukan klarifikasi..sekaligus harga dinegosiasikan.
- Setelah dapat harga vebdor, harga yang paling bagus di proposekan dalam proposal tender untuk di submit ke client.
- Setelah diumumkan pemenang projectnya dan sudah dibagi scope kerjanya, dimulailah tahapan project. Pertama jika desain ada revisi kita harus ulangi tahapan seperti di proposal, tapi jika tidak, kita bisa undang vendor yang sudah ikut proposal untuk tender supply nya, sehingga didapatkan vendor dengan harga yang paling kompetitif, dan dipilih untuk supply equipment yang dimaksud.
- Stelah didapatkan vendor yang akan mensuply, dilakukan vendor print check, yaitu checking terhadap penawaran/perhitungan vendor, sesuai dengan permintaan client.
- Setelah semua spec sudah memenuhi dan disetujui oleh client, dilakukan fabrikasi leh vendor…dan tentunya checking juga dilakukan oleh QC untuk menjamin fabrikasi sesuai dengan spec yang dimaksud.
- Setelah fabrikasi, barang dikirim ke site disini dilakukan expediting barang yang dikirim, sehingg barang bisa sampai ke site dan dilakukan konstruksi sesuai dengan schedule yang diharapkan
- Setelah barang sampai ke site dilakukan konstruksi, disini engineer bertanggung jawab sebagai sepervisi untuk team konstruksi, terutama untuk masalah desain dan hubungan dengan vendor penyuplai.
- Setelah konstrksi selesai, dan pre maupun commisoning selesai (tentu saja dengan nggak ada masalah), kontraktor bertanggung jawab sampai masa garansi selesai sesuai kontrak yang ada.
Static equipment engineer:
Bertanggung jawab untuk semua equipment static, meliputi tank, vessel, heat exchanger, reactor, silo, hopper, container, boiler package, dsb
Rotating equipment engineer:
Bertanggung jawab untuk semua equipment rotating, meliputi, pump, compresors, turbine, fan, blower, agitator, motor,conveyor, elevator,dsb
Combustion engineer:
Bertanggung jawab untuk semua yang berhubungan dengan combustion seperti: burner, furnace, combustion engine,dsb
Bisa disimpulkan seorang mechanical engineer bertanggung jawab untuk semua mechanical works yang dipelajari saat kuliah di Teknik Mesin terutama. Hampir semua disiplin, static, rotating, combustion mengadopsi semua dasar ilmu Teknik Mesin, jadi penting disini penguasaan filosofi dasar dari mechanical terutama yang sudah diajarkan saat kuliah, jadi semua mata kuliah di sini mengambil peranan yang cukup besar: misal: ilmu material, mekanika fluida, termodinamika, pompa dan kompresor, eleman mesin, mechanical drawing, pembakaran, heat transfer,dsb walau di sini sudah mengarah ke aplikasi practicalnya, dan jangan lupa penguasaan manjemen project juga harus jalan, pendekat
Kepada Yth
BalasHapusPerusahaan di Tempat.
Up : Bpk/ Ibu Pimpinan / Finanace Dept
From : Yarson Parizal
Dengan Hormata
Terlebih dahulu perkenalkan kami dari PT. BINTANG HARAPAN BERSAMA, (Konsultan Bank Garansi & Asuransi), perusahaan kami telah di Back Up oleh Perusahaan Asuransi Kerugian Swasta Nasional Maupun BUMN. Bank Garansi & Surety Bond yang kami terbitkan diterima di instansi pemerintah, maupun Swasta, (BUMN, BUMD, KPS, PERTAMINA, VICO, CNOOC, MABES TNI, MABES POLRI, TOTAL E & P INDONESIA), Pada kesempatan ini kami bermaksud untuk Menawarkan Penerbitan Jaminan Peng-Coveran Asuransi & Bank Garansi Tanpa Agunan ( Non Collateral), Proses Cepat dan Biaya Kompetitif Murah serta polis kami antar. Adapun jenis jaminan yang kami tawarkan yaitu :
Untuk Kebutuhan Proyek :
Jaminan Penawaran (Bid Bond/Tender Bond)
Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)
Jaminan Uang Muka (Advance Payment bond)
Jaminan Pemeliharaan (Maintenan Bond)
Jaminan Penundaan Pembayaran Bea Masuk (Custom Bond) dan Jaminan Lainnya.
Beberapa Jenis Asuransi Kerugian Umum :
Asuransi Pengangkutan
Asuransi Pengangkutan Barang (Cargo Insurance)
AngkutanMelalui Laut (Marine Cargo)
Angkutan Melalui Darat (Land Cargo)
Angkutan Melalui Udara ( Air Cargo)
Asuransi Rangka Kapal (Marine Hull)
Asuransi Pesawat Terbang (Avition)
Asuransi Rekayasa Teknik (Engineering)
Asuransi Kendaraan (Vehicle Insurance)
Asuransi Kebakaran ( Fire Insurance ) dan Jaminan Asuransi Lainnya.
Adapun sebagai Bahan Pertimbangan Bapak/Ibu berikut ini Saya Lampirkan Proposal Penawaranan Penerbitan Jaminan Bank Garansi & Asuransi Tanpa Agunan/ Tanpa Pembekuan Dana (Non Collateral). Atas Perhatian dan Kerjasamanya Saya Ucapkan Terimaksih.
Hormat kami,
Yarson Parizal
Hp. 0812 1012 7655
Email: yarson_bintang@yahoo.com
PT. Bintang Harapan Bersama
Jakarta :
Office : Jl. Nanas 1 Blok F No 11 Utan Kayu Selatan Jakarta Timur
Phone : (021) 2285 6316, Fax (021) 2285 6317
HP/WA : 0812 1012 7655